Judul Novel : Fantasy
Penulis : Novellina Apsari
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : April, 2014
Jumlah Hal : 312 hal
“Sebuah kisah tentang
jalinan persahabatan,
kekuatan cinta dan pengorbanan dalam perjalanan meraih mimpi dan cita-cita yang tinggi”
-- Love doesn’t conquer all, faith does --
kekuatan cinta dan pengorbanan dalam perjalanan meraih mimpi dan cita-cita yang tinggi”
-- Love doesn’t conquer all, faith does --
Adalah dua perempuan remaja yang menjalin persahabatan sejak di bangku SMA, Davina dan
Armitha. Keduanya memiliki karakter yang unik dan berbeda bagaikan bumi dan langit, namun selalu bersama,
saling bergantung dan melengkapi antara satu dan yang lainnya, yang tak mungkin
dapat dipisahkan.
Adalah Awang, sosok laki-laki yang hadir di antara mereka berdua. Awang, yang semula mengejar cinta Armitha menjadi berbalik mencintai Davina yang telah mampu mengubah kehidupannya kembali ke suatu hal yang dulu sangat diminatinya namun kini sangat dibencinya, yakni melantunkan komposisi klasik pada pianonya, yang karena sebuah trauma menyakitkan menjadikan Awang sempat meninggalkan pianonya itu.
Konflik pun bergulir di antara mereka bertiga. Perasaan Mitha yang perlahan tumbuh mengagumi Awang, justru ditelikung dengan perasaan Awang sendiri yang malah menjatuhkan cintanya kepada Vina. Gayung pun bersambut, Vina memendam perasaan yang sama terhadap Awang.
Namun tidak sesederhana itu untuk urusan cinta segitiga ini. Vina selalu diliputi perasaan bersalah terhadap sahabatnya. Antara sebuah kejujuran atau malah pengkhianatan yang harus ditebus. Memilih untuk jujur mengatakan bahwa dia mencintai Awang kemudian kebahagiaan akan digenggamnya, atau merelakan melepaskan Awang demi untuk menjaga persahabatan di antara mereka berdua, yang tentunya harus dibayar mahal dengan mengorbankan perasaannya sendiri ? Sungguh suatu pilihan yang menyiksa perasaan.
Piano dan komposisi klasik. Dua hal yang merekatkan Awang dan Mitha. Mitha yang semula tidak terlalu mempedulikan pianonya, berubah menjadi serius dan ingin terus belajar mendalami urusan komposisi klasik ini, demi untuk tetap memenangkan hati Awang. Mimpinya untuk berada dalam satu panggung kompetisi dengan Awang adalah yang menjadi pemicu kecintaannya kepada musik ini. Hingga suatu hari Awang harus pergi meninggalkan keduanya demi mengejar mimpinya menjadi seorang maestro piano kelas dunia.
Akankah Armitha bertemu kembali dengan Awang ? Bagaimana dengan Davina yang harus merelakan cintanya terbang ke Tokyo demi sebuah mimpi besarnya ? Bagaimana akhir dari kisah persahabatan dan perjalanan mengejar mimpi-mimpi mereka ?
Kisah fiksi roman ini mengalir begitu indahnya dengan berlatar belakang kota-kota seperti Surabaya, Singapura, Tokyo, Paris, Berlin dan Wina membuat pembaca terasa diajak berkeliling dunia menikmati pesona dan keindahannya. Alunan komposisi klasik yang dimainkan oleh Awang dan Armitha, ikut menjadi nafas dalam cerita ini. Sungguh pembaca akan disuguhkan simponi musik klasik karya komposer dunia seperti Mozart, Beethoven dan Bach, lengkap dengan keanggunan pertunjukan orkestranya, meski hanya dilantunkan lewat kalimat-kalimat yang ditulis oleh sang penulis, Novellina Apsari.
Menurut saya, yang menjadikan novel ini menarik adalah sudut pandang yang dibuat berganti-gantian antara Davina dan Armitha sebagai pelakonnya. Sehingga pembaca mampu untuk ikut larut dan merasakan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh kedua tokohnya. Selain itu jalan ceritanya yang dinamis dan tidak mudah ditebak juga menjadi kekuatan dari novel ini.
Fantasy adalah sebuah novel baru yang terlahir sebagai ‘bukan novel biasa’ dengan menyuguhkan alur cerita yang indah, cermat, cerdas, yang mengalunkan fantasi lewat tutur kalimat dan gaya bahasa penulisnya yang berkarakter. Sungguh penggambaran tentang perjalanan meraih mimpi yang tidak mudah dengan segala bentuk pengorbanannya, dan sang penulis berhasil menunjukkan kualitas intelektualnya yang tinggi dalam karya perdananya ini.
Adalah Awang, sosok laki-laki yang hadir di antara mereka berdua. Awang, yang semula mengejar cinta Armitha menjadi berbalik mencintai Davina yang telah mampu mengubah kehidupannya kembali ke suatu hal yang dulu sangat diminatinya namun kini sangat dibencinya, yakni melantunkan komposisi klasik pada pianonya, yang karena sebuah trauma menyakitkan menjadikan Awang sempat meninggalkan pianonya itu.
Konflik pun bergulir di antara mereka bertiga. Perasaan Mitha yang perlahan tumbuh mengagumi Awang, justru ditelikung dengan perasaan Awang sendiri yang malah menjatuhkan cintanya kepada Vina. Gayung pun bersambut, Vina memendam perasaan yang sama terhadap Awang.
Namun tidak sesederhana itu untuk urusan cinta segitiga ini. Vina selalu diliputi perasaan bersalah terhadap sahabatnya. Antara sebuah kejujuran atau malah pengkhianatan yang harus ditebus. Memilih untuk jujur mengatakan bahwa dia mencintai Awang kemudian kebahagiaan akan digenggamnya, atau merelakan melepaskan Awang demi untuk menjaga persahabatan di antara mereka berdua, yang tentunya harus dibayar mahal dengan mengorbankan perasaannya sendiri ? Sungguh suatu pilihan yang menyiksa perasaan.
Piano dan komposisi klasik. Dua hal yang merekatkan Awang dan Mitha. Mitha yang semula tidak terlalu mempedulikan pianonya, berubah menjadi serius dan ingin terus belajar mendalami urusan komposisi klasik ini, demi untuk tetap memenangkan hati Awang. Mimpinya untuk berada dalam satu panggung kompetisi dengan Awang adalah yang menjadi pemicu kecintaannya kepada musik ini. Hingga suatu hari Awang harus pergi meninggalkan keduanya demi mengejar mimpinya menjadi seorang maestro piano kelas dunia.
Akankah Armitha bertemu kembali dengan Awang ? Bagaimana dengan Davina yang harus merelakan cintanya terbang ke Tokyo demi sebuah mimpi besarnya ? Bagaimana akhir dari kisah persahabatan dan perjalanan mengejar mimpi-mimpi mereka ?
Kisah fiksi roman ini mengalir begitu indahnya dengan berlatar belakang kota-kota seperti Surabaya, Singapura, Tokyo, Paris, Berlin dan Wina membuat pembaca terasa diajak berkeliling dunia menikmati pesona dan keindahannya. Alunan komposisi klasik yang dimainkan oleh Awang dan Armitha, ikut menjadi nafas dalam cerita ini. Sungguh pembaca akan disuguhkan simponi musik klasik karya komposer dunia seperti Mozart, Beethoven dan Bach, lengkap dengan keanggunan pertunjukan orkestranya, meski hanya dilantunkan lewat kalimat-kalimat yang ditulis oleh sang penulis, Novellina Apsari.
Menurut saya, yang menjadikan novel ini menarik adalah sudut pandang yang dibuat berganti-gantian antara Davina dan Armitha sebagai pelakonnya. Sehingga pembaca mampu untuk ikut larut dan merasakan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh kedua tokohnya. Selain itu jalan ceritanya yang dinamis dan tidak mudah ditebak juga menjadi kekuatan dari novel ini.
Fantasy adalah sebuah novel baru yang terlahir sebagai ‘bukan novel biasa’ dengan menyuguhkan alur cerita yang indah, cermat, cerdas, yang mengalunkan fantasi lewat tutur kalimat dan gaya bahasa penulisnya yang berkarakter. Sungguh penggambaran tentang perjalanan meraih mimpi yang tidak mudah dengan segala bentuk pengorbanannya, dan sang penulis berhasil menunjukkan kualitas intelektualnya yang tinggi dalam karya perdananya ini.
Saya memberikan label : Recommended to Read untuk novel ini, bagi seluruh pecinta novel di tanah air. ⍟⍟⍟⍟
Tulisan ini diikutsertakan dalam ‘Lomba
Resensi Novel Fantasy by Novellina Apsari'
seperti yang tertulis dalam blog
penulisnya http://theflybird.blogspot.com
